Komisi IV Dorong Pengembangan Budidaya Ikan Hias Jadi Potensi Ekspor Unggulan

19-09-2024 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar saat memimpin pertemuan Kunsfik di Bandung, Jawa Barat, Rabu, (18/09/2024). Foto : Ulfi/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunsfik) ke Bandung, Jawa Barat, Rabu, (18/09/2024). Dalam kunsfik tersebut, Komisi IV menyoroti pentingnya pengembangan budidaya ikan hias, terutama ikan arwana, sebagai potensi ekspor unggulan dari Indonesia. Diketahui, budidaya ikan arwana merupakan ikan lokal yang berasal dari Kalimantan dan Papua.

 

"Ikan arwana adalah modal dasar Indonesia. Ini ikan hias air tawar yang bisa berkembang di pasar dunia. Untuk itu, perlu kerja sama erat antara pemerintah dan pengusaha dalam hal pengembangan budidaya, pemijahan, hingga penyediaan pakan," ujar Anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar kepada Parlementaria usai memimpin pertemuan Kunsfik di Bandung, Jawa Barat, Rabu, (18/09/2024).

 

Karena itu, ia menilai peran pemerintah sangat penting dalam mendukung pengusaha, terutama dalam aspek regulasi dan fasilitasi ekspor. Menurutnya, pengusaha harus difokuskan pada aspek operasional seperti budidaya dan mencari pasar, sedangkan pemerintah diharapkan memberikan dukungan agar hambatan-hambatan seperti proses karantina di bandara bisa lebih mudah dilalui.

 

Selain itu, Legislator Fraksi PDI-Perjuangan ini juga menyinggung tentang potensi besar Indonesia di sektor ikan hias. Meski negara tetangga mampu mengekspor lima kali lipat lebih banyak, sebagian besar ikan hias tersebut sebenarnya bersumber dari Indonesia. "Negara tetangga didukung penuh oleh pemerintah mereka. Sementara kita, karena banyak prioritas lain yang diurus, belum optimal dalam mendukung sektor ini. Padahal, ikan hias bisa menjadi salah satu sumber devisa yang signifikan bagi negara,” ungkapnya

 

Selain ikan arwana, Mindo menyebutkan bahwa Indonesia juga memiliki peluang ekspor pada sektor lain, termasuk kelinci. Namun, sekali lagi, kuncinya adalah komunikasi dan kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha agar segala potensi tersebut bisa dimaksimalkan.

 

Selain itu juga memuji inovasi dalam budidaya ikan yang dilakukan secara vertikal, dengan memanfaatkan ruang secara efisien dengan sistem bertingkat. "Ini sangat menginspirasi, bahkan konsep ini bisa diterapkan pada perumahan di Indonesia. Dibandingkan memperluas penggunaan tanah, terutama sawah irigasi, lebih baik membangun rumah bertingkat agar lahan pertanian tetap terjaga," tutupnya.

 

Menurutnya dengan menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha besar dan kecil di industri ikan hias. Ia berharap pengusaha besar yang telah berpengalaman di pasar ekspor bisa membimbing pelaku usaha kecil, sehingga mereka juga bisa turut serta memasarkan ikan hias Indonesia ke pasar global. (upi/rdn)

BERITA TERKAIT
Komisi IV: Harusnya Menhut Bersikap Tegas Kawasan Hutan Lindung Jadi PSN di PIK 2
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pembangunan kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pariwisata Tropical Coastland diPantai Indah Kapuk(PIK) 2 menjadi polemik, khususnya ketika...
Ancaman Deforestasi, Firman Sayangkan Buka Lahan 20 Juta Hektare Hutan untuk Sumber Pangan
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo merasa prihatin atas terancamnya luasan serta kelestarian hutan Indonesia. Keprihatinan...
Cegah Korupsi, Arif Rahman: SOP dan Tata Kelola Program MBG Harus Transparan
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Arif Rahman mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden...
Slamet Ingatkan Program Buka Lahan Hutan 20 Juta Ha Agar Dirancang Matang
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta – Rencana pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membuka lahan hutan seluas 12 hingga 20...